
Monday, July 14, 2008
Haee.. sampai saat ini gw masih baik2 saja.. hehehe (refers to the previous post) Now gue cuma mau share something that i wrote. as usual.. agak gotik.. hahaha. JFYI, nothing personal involved in the idea of the "story", cuma iseng-iseng karena keisengan... oyea and sorry for those who felt disturbed by some of the improper words... November 12, 2008 Andai gue kambing. Ya, mungkin hidup akan lebih mudah, bahagia, tanpa beban kalo gue kambing. Hidup cuma napas, kentut, makan, buang hajad, berkembang biak dan tidur. Nggak bakal sengsara. Sekaliya sengsara, paling karena hanya mau dipotong. Dan kesengsaraan itu akan cepat berlalu karena toh nyawa sudah melayang meninggalkan dunia yang penat ini. Kambing tidak perlu menghadapi masalah dan memeras pikiran untuk mengetahui jalan keluarnya. Kambing tidak perlu nangis setiap malam, mengasihani hidupya. Kambing tidak perlu repot-repot mencari kenikmatan di setiap mimpi buruknya. Dan yang terpenting, kambing tidak perlu berharap ia bisa menjadi makhluk lain untuk dapat keluar dari beban hidupnya. Secara singkat dan padat… bersyukurlah hei kalian para kambing. Ternyata menjadi makhluk paling sempurna tidaklah mudah. Gue sebagai manusia, telah diberi otak untuk berpikir logis untuk nyari solusi permasalahan hidup. Tapi sayangnya, gue, beserta manusia-manusia lain terlalu bego untuk mnggunakan otak kami untuk menciptakan sendiri masalah-masalah tersebut. Hati kami, yang dulu suci, kini semakin lama semakin beku. Terkadang gue justru berharap hati gue bisa hancur, agar gue nggak perlu merasakan betapa sakitnya dunia ini menusuk-nusuk gue. Sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna, gue merasa rapuh. Dimana letak kesempurnaan tersebut? Gue rapuh dan berharap bisa hilang begitu saja layaknya debu. Gue nggak mau bahagia… karena gue yakin pada akhirnya gue akan kembali jatuh. Pernah denger kalimat “hidup bagaikan roda”? Kata orang-orang yang mengakui diri mereka ahli tentang makna kehidupan, bahwa ada beberapa saat dimana hidup kita begitu bahagia, namun bagaikan roda yang berputar, hidup kita bisa jatuh ke sumur kepedihan. Maka dari itu gue nggak mau hidup gue melambung tinggi, karena gue tau suatu saat pasti akan jatuh. Untuk apa gue ngerasain kebahagiaan memenuhi setiap lembar hidup gue, ketika pada akhirnya yang gue liat cuma air mata? Buat apa gue ketawa di setiap hela napas gue, ketika pada akhirnya yang gue dapetin hanya napas gue yang sesek? Dari kecil nenek moyang sampe kakak gue mengajarkan bahwa gue harus selalu bersyukur. Semakin gue dewasa, gue semakin berpikir bahwa sebenernya cuma ada dua hal yang bisa disyukuri: ekonomi keluarga yang masih lancar dan kenyataan bahwa polisi sampe detik ini belom pernah dateng ke rumah gue. Ketika lo baca ini, mungkin lo kesel sama gue. Mungkin lo nganggep gue cewek yang paling nggak bersyukur atas apa yang dikasih Tuhan. Mugkin kalo FPI juga baca, mereka akan nganggep gue cewek terkutuk dan nyumpahin gue untuk masuk neraka yang paling dalam. Atau lebih parahnya merek abakal nyiapin penggalan buat menggal kepala gue. Tapi buat apa gue boong, buat apa gue tulis hal-hal indah kalau nyatanya yang terjadi tidak seindah kata-kata yang terlontar. Kenyataan itu membunuh impian. Semakin kita menginginkan sesuatu, semakin jauh hal itu pergi. Pesimis memang, tapi itu yag terjadi. Coba aja pikirkan… hal apa yang lo inginkan? Apakah lo udah mendapatkan hal tersebut? Bagi yang sudah, anggap diri kalian beruntung. Karena banyak orang yang nggak beruntung, seperti gue, yang belum dan mungkin nggak akan pernah mendapatkan hal yang selalu gue dambakan. Terima aja apa yang terjadi, tangisi setiap kepedihan yang gue lalui dan simpan kebahagiaan sabagai bekal di masa-masa suram. Itu moto hidup gue. Terdengar simpel, nyatanya rumit. Sekarang apa sih di kehidupan ini yang simpel? Napas aja sulit akibat udara alam semesta yang semakin lama semakin bewarna. Cuma orang buta, bego, nginggo, tidur yang nganggep dunia ini simpel. Atau mungkin orang-orang yang membohongi diri mereka sendiri. Gue adalah cewek 17 tahun yang membohongi diri gue sendiri dengan menganggap gue jujur. Nggak ada yang bisa gue ajak ngomong tentang apa yang sebenernya ada di pikiran gue kecuali buku pink sampah ini. Andai gue bisa jadi aktris teater handal, biar gue bisa nipu semua orang kalau hidup gue nggak kayak kaca pecah. Andai gue penipu, penuh dengan omong kosong. Atau dengan bahasa kasarnya banyak bacot. Biar gue bisa yakinin semua orang kalo gue nggak apa-apa, kalo gue nggak dibutakan dengan segala tindakan sampah oleh orang-orang disekitar gue yang kasih sayangnya masih selalu dipertanyakan. Andai gue model, biar gue bisa malsuin senyum di depan orang banyak dan pakai topeng untuk sembunyi. Hidup gue nggak bisa disamain kayak objek indah yang biasa dijadiin gambaran untuk sebuah puisi. Dan hai.. gue Luna, cewek sial yang terjebak dalam emo-nya kehidupan fairy tale ini… Luna |
about me
=): to draw, to paint, to write, fence, fake dvds (haha), adidas & puma shoes, chat, dufan
=(: cats!, math, bees, boredom
wishlist
Be Happy *bleh..
tagboard
links
filzarama icha nandra ichel audrey thank you
Biggest regards to RAMA.. TX ABISS RAMAAAAA...
|